27.3.12

Sejarah : Organisasi Pergerakan Nasional

Muhammadiyah
Organisasi ini dikenal sebagai salah satu organisasi Islam  terbesar di Indonesia. Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di  Kampung Kauman, Yogyakarta ini memiliki tujuan dasar mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Qur'an, diantaranya surat Ali Imran ayat 104, yang berarti : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Tokoh-tokoh  Muhammadiyah berpendapat bahwa ayat tersebut mengandung isyarat supaya umat menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi.
Organisasi  ini banyak mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:
·         Aisyiyah (organisasi wanita)
·         Pemuda Muhammadiyah (organisasi pemuda)
·         Nasyiatul Aisyiyah (organisasi pemudi)
·         Ikatan Pelajar Muhammadiyah (organisasi pelajar dan remaja)
·         Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (organisasi mahasiswa)
·         Hizbul Wathan (organisasi kepanduan)
·         Tapak Suci (perguruan silat)

Indische Partij
Bicara Indische Partij (IP) berarti bicara tentang partai politik pertama di Indonesia. Berdiri tanggal 25 Desember 1912, IP didirikan oleh Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, yang sering disebut sebagai tiga serangkai. Awalnya IP dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
Pengaruh besar IP bahkan diakui secara tidak langsung oleh pemerintah kolonial Belanda, dimana mereka menolak memberikan status badan hukum bagi IP. Ini jelas menunjukkan bahwa pemerintah kolonial Belanda merasakan kemampuan IP untuk dapat membangkitkan nasionalisme rakyat dan membentuk kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Di masa itu, Indische Partij adalah satu-satunya organisasi pergerakan yang terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan dari dibentuknya Indische Partij sendiri adalah untuk membangunkan patriotisme rakyat terhadap tanah air, di samping juga menghancurkan sistem politik rasial yang digunakan pemerintah kolonial Belanda.
Dalam upayanya mencapai tujuan tersebut, IP dia antaranya menggunakan majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Expres yang dipimpin Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Tahun 1913 adalah tahun yang sakral bagi catatan sejarah mengenai IP. Pada tahun itu, Belanda tepat 100 merdeka dari Perancis. Untuk memperingatinya, perayaan disiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda.   Ini terasa amat ironis, mengingat mereka merayakannya di depan orang-orang yang mereka jajah, dan jelas-jelas mendambakan kemerdekaan. Tak pelak, Suwardi Suryaningrat pun menulis artikel bernada sarkastis dengan judul Als ik een Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda). Suwardi Suryaningrat pun ditangkap. Menyusul setelahnya, artikel serupa dari Tjipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Expres tanggal 26 Juli1913 yang berjudul Kracht of Vrees? Tjipto Mangunkusumo pun ditangkap. Tak lama, Douwes Dekker mengkritik pula dalam tulisan berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan Kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat) di De Express tanggal 5 Agustus 1913. Sama seperti kedua rekannya, Douwes Dekker pun ditangkap pula.
Ketiganya lalu diasingkan ke Belanda. Setelahnya, Douwes Dekker dibuang ke Kupang, NTT. Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda. Tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun 1919.
Penangkapan ketiga tokoh sentral IP ini jelas berpengaruh pada kinerja IP setelahnya. Pada tahun 1913 partai ini dilarang beroperasi dan dibubarkan. Sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.
Di kemudian hari, Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dan lalu lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Beliaulah yang mendirikan perguruan Taman Siswa. Kemudian, Douwes Dekker mengikuti langkah rekannya ini dengan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. 

Partai Komunis Indonesia (PKI)
Didirikan pada tahun 1914 oleh seorang tokoh sosialis Belanda bernama Henk Sneevliet, pada mulanya PKI dinamakan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda. PKI ini sangat bercorak radikal dan anti kapitalis. Di awal perjalanannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Hal itu cukuplah terlihat dari hanya tiga orang saja dari 100 anggota (saat itu) yang merupakan pribumi Indonesia.
Dengan Sneevliet sebagai pemimpin, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Tak lama, kalangan tentara-tentara dan pelaut Belanda ikut serta di dalamnya, mereka ini kemudian ditempatkan di Hindia Belanda. Pengawal Merah pun dibentuk, dan berselang tiga bulan saja, 3.000 orang terkumpul. Pasukan inilah yang kemudian memberontak di Surabaya pada tahun 1917. Ini kemudian menyebabkan jatuhnya hukuman penjara hingga 40 tahun kepada para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda.
Setelahnya, ISDV tidak berhenti, namun terus melakukan kegiatannya, meski di bawah tanah.Karena banyak kader Belanda yang dihukum keanggotaan pun beralih dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia.
Mulanya PKI adalah gerakan susupan di dalam Sarekat Islam. Ketika perselisihan antar anggota semakin parah, Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai, dengan melarang anggotanya berkeanggotaan ganda. Tentunya, para anggota beraliran komunis kesal dan keluar dari partai. Orang-orang tersebut  membentuk partai baru yang disebut ISDV. Nama itu kemudian berganti menjadi Perserikatan Komunis Hindia saat Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920)deigelar. Saat itu pula, Semaoen diangkat sebagai ketua partai.
Perlu diketahui bahwa PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Hal ini ditegaskan dengan kehadiran Sneevliet pada kongres kedua Komunis Internasional pada 1920 sebagai wakil dari PKH. Lalu kapankah partai ini disebut PKI? Baru pada tahun 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tercatat pemberontakan yang dilakukan PKI tidak hanya sekali. Dua yang terbesar adalah :
·       November 1926, ketika PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat dan mengumumkan pembentukan sebuah republik. Pemberontakan ini dapat dituntaskan pemerintah kolonial, meski dengan cara yang bisa dibilang ‘beringas’. Karena pemberontakan ini pula, sejak tahun 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda serta banyak pemimpin PKI yang diasingkan di Boven Digul, Papua.
·       Peristiwa Madiun 1948, tepatnya pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948, setelah pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda menyelesaikan Perundingan Renvilleyang hasilnya dianggap menguntungkan posisi Belanda dan merugikan Indonesia, karena sempitnya wilayah yang dimiliki. Kabinet Amir Syarifuddin dianggap merugikan bangsa, maka kabinet ini dijatuhkan pada 23 Januari 1948, dan digantikan kabinet Hatta. Amir Syarifuddin tidak tinggal diam, ia membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948 sebagai oposisi terhadap pemerintahan kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan.
Melihat kesempatan ini, Muso, seorang tokoh komunis di Moskow, menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, hingga berhasil mengambil alih pimpinan PKI. Aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan kepemimpinan Soekarno-Hatta meningkat. Puncaknya terjadi pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. Di sini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat  dibunuh dengan kejam. Meski sedang repot melawan Belanda, untungnya pemerintah RI mampu bertindak cepat. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Muso berhasil ditembak mati, Amir Syarifuddin dan tokoh lainnya ditangkap serta dijatuhi hukuman mati.
Partai Nasional Indonesia
Partai ini didirikan pada tahun 1927 di Bandung, oleh tokoh-tokoh nasional di antaranya, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Pelajar dari Algemeene Studie Club yang berketuakan Ir. Soekarno ikut berganung pula dalam PNI ini.
Dengan segala upaya ke dalam maupun ke luar organisasi yang sedemikian aktif, Belanda merasa PNI cukup berbahaya, hingga dikeluarkanlah surat penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan terhadap tokoh PNI di Yogyakrta itu sendiri dilakukan pada 29 Desember 1929. Tindak lanjut dari penangkapan ini adalah pengadilan setahun setelahnya, yang menghasilkan putusan untuk memenjarakan para tokoh di penjara Sukamiskin, Bandung.
PNI yang sebelumnya dipimpin Soekarno pun digantikan Mr. Sartono, yang kemudian membubarkan PNI dan membentuk partai lain yaitu Partindo. Di pihak lain, Moh. Hatta membentuk PNI Baru, setelah sebelumnya tidak setuju dengan pembubaran PNI.
Setelah dapat aktif kembali dalam PNI, para tokoh tidakah dapat menjalankan aktifitas perjuangan dengan mudah. Penangkapan yang dilakukan berulang kali tidak kemudian menghentikan langkah mereka. Bahkan, PNI ini adalah salah satu partai yang dapat terus bertahan hingga kemerdekaan diproklamirkan. PNI juga partai yang memenangkan Pemilu 1955. Belakangan pada tahun 2002, PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Sukmawati Soekarno, anak dari Soekarno.


(diolah dari wikipedia.com)

18.3.12

Coming Soon : History Task

ceritanya, ada tugas sejarah bikin artikel tentang organisasi pergerakan Indonesia, terus yang punya blog bisa dipostkan. tapi.. artikel saya belum selesai. #nyengir
Pak Ipik! tunggu ya!

16.3.12

Pinterest : the Newbie

i've just joined it, and i don't understand how to use it. #laugh


14.3.12

Almost Done : Mid Test

yeah.. that's one of some reasons why i haven't posted anything nowadays.
the last post was about SL 2012, right? so, first, i wanna tell ya' that the event was officially ended (for the participants) on 26th of Feb, and seriously over (for the committees) on 10th of March, as we all got farewell party.
and now, we're struggling for middle half year test (okay, i don't know how to call it, for sure.). lucky for me as 2nd grader, because today is the last one. thanks God..
have i told you we got so many movie during class time? i haven't, of course. but, yeah, that's what happened. in normal condition, we'll only get movie time in English class. but we got some in Civic, Chemist and even Math class. maybe you can call us 'nyolot', because that's how i call ourselves.
umm.. and these are the movie we watched :
- the A Team
  i only want to let you know : you have to see Hannibal! and that's not perfect until you see Face, B.A. Baracus and Murdoch. *okay, honestly that's all of the team.
Johnny English Reborn
  it was released last year, and i had just watched it. and then why? it's nice as usual. Rowan Atkinson is my favorite, as always.
Red Eye
 i didn't believe it at first, but yeah, it's Rachel McAdam! and Cillian Murphy as Jackson Rippner, he's cool.
the Pacifier
 i don't like vin Diesel. what made me stayed were Seth and Peter Plummer. #laugh
Hugo
 what a great combination! Asa Butterfield and Chloe Moretz! absolutely played well.